Kata
‘hacker’, hampir semuanya berkaitan dengan kemahiran teknis serta
kegemaran menyelesaikan masalah dan mengatasi keterbatasan. Namun jika
ingin /menjadi/ seorang hacker, hanya ada dua definisi yang relevan.
Ada
sebuah komunitas, budaya, terdiri dari para programer mahir dan ahli
jaringan, yang sejarahnya bermula dari dekade minikomputer pertama yang
memiliki time-sharing dan zaman eksperimen awal ARPAnet. Dari anggota
budaya inilah muncul istilah ‘hacker’. Hackerlah yang membangun
internet. Hackerlah yang membuat sistem operasi Unix menjadi seperti
sekarang. Hackerlah yang mengoperasikan Usenet. Hacker yang membuat
World Wide Web berjalan. Jika Anda bagian dari budaya ini, jika Anda
telah menyumbangkan sesuatu untuk budaya ini, dan rekan lain di
dalamnya mengenali Anda sebagai seorang hacker, maka seorang hackerlah
Anda.
Cara
pikir hacker tidak terbatas pada budaya hacker software. Ada orang yang
menerapkan sikap hacker pada banyak bidang lain, elektronik atau musik
— bahkan, cara pikir hacker ada di tingkat tertinggi setiap bidang ilmu
dan seni. Hacker software mengakui semangat serupa ini dan
kadang menyebut orang-orang tersebut “hacker” pula — sebagian juga
berpendapat bahwa sifat seorang hacker tidak bergantung pada wadah
tempatnya bekerja. Tapi, untuk selanjutnya, kita akan memusatkan
perhatian pada software hacker, keahlian dan sikap mereka, serta tradisi
budaya bersama yang melahirkan istilah ?hacker?.
Terdapat
pula sekelompok lain yang menyebut-nyebut diri hacker, padahal bukan.
Mereka-mereka ini (terutama terdiri dari remaja pria) mendapat kepuasan
lewat membobol komputer dan mengakali telepon (phreaking). Hacker
sejati menyebut orang-orang ini ‘cracker’ dan tidak suka bergaul dengan
mereka. Hacker sejati memandang cracker sebagai orang malas,
tidak bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas. Hacker sejati tidak
setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos keamanan seseorang telah
menjadi hacker, sama seperti jika dikatakan bahwa mengontakkan mobil
membuat seseorang langsung menjadi ahli mesin. Sayangnya, wartawan dan
penulis telah salah kaprah dan menggunakan kata ‘hacker’ untuk
melukiskan cracker; sesuatu yang selalu membuat kesal para hacker
sejati.
Perbedaan
mendasar antara hacker dan cracker: hacker membangun, cracker
membongkar. Jika Anda ingin menjadi hacker, lanjutkan membaca. Jika
ingin menjadi cracker, kunjungi newsgroup alt.2600
<news:alt.2600> dan bersiaplah menghabiskan lima sampai sepuluh
tahun di balik jeruji setelah mengetahui bahwa Anda ternyata tidak
sepandai yang Anda kira. Hanya itu
yang perlu dikatakan tentang cracker.
Sikap Hacker
Pekerjaan
hacker menyelesaikan masalah dan membangun sesuatu, dan hacker percaya
pada kebebasan dan kerjasama sukarela. Agar dapat diterima sebagai
seorang hacker, Anda harus berbuat seolah-olah Anda memiliki sikap ini.
Dan agar dapat berbuat demikian, sikap ini harus benar-benar diyakini.
Tapi
kalau Anda berniat menumbuhkan sikap ini hanya agar dapat diterima di
lingkungan hacker, maka Anda belum menangkap maknanya. Menjadi orang
yang meyakini sikap hacker penting bagi /Anda sendiri/ — agar bisa
terus belajar dan termotivasi. Sama seperti semua seni kreatif lain,
cara paling efektif untuk menjadi seorang ahli adalah dengan meniru
cara berpikir ahli-ahli lainnya — bukan hanya secara intelektual tapi
juga emosional.
Seperti diungkapkan oleh sebuah sajak Zen modern di bawah:
- Untuk mengikuti jalan:
- pandanglah sang ahli,
- ikuti sang ahli,
- berjalan bersama sang ahli,
- kenali sang ahili,
- jadilah sang ahli.
Jadi, jika ingin menjadi hacker, ulangi pernyataan di bawah ini sampai benar-benar Anda yakini:
Dunia penuh dengan persoalan-persoalan menarik yang menanti
untuk dipecahkan.
Menjadi
seorang hacker sebetulnya menyenangkan, tapi ‘menyenangkan’ yang
menuntut usaha. Usaha ini membutuhkan motivasi. Atlet yang sukses
memperoleh motivasi dari kepuasan fisik saat tubuh mereka beraksi, saat
mendorong diri melampaui batasan fisik. Demikian juga, untuk menjadi
seorang hacker Anda harus merasa tertarik memecahkan persoalan,
mengasah keahlian, dan melatih kecerdasan.
Jika
Anda merasa bukan seperti ini secara naluri, Anda harus berusaha
menjadi demikian jika ingin berhasil menjadi hacker. Jika tidak, energi
hacking Anda akan melemah karena perhatian teralihkan oleh seks, uang,
dan kedudukan.
Tidak seharusnya masalah yang sama dipecahkan dua kali.
Otak
yang kreatif merupakan sumber daya yang berharga dan terbatas. Tidak
seharusnya sumber daya ini diboroskan hanya untuk memikirkan kembali
suatu persoalan dari dasar; padahal ada begitu banyak masalah menarik
baru lain di dunia ini yang menanti.
Agar
dapat bertingkah laku seperti hacker, Anda harus percaya bahwa waktu
berpikir hacker lain itu berharga — sebegitu berharganya hingga
merupakan suatu kewajiban moral bagi Anda untuk membagikan informasi,
menyelesaikan masalah lalu memberi jawabannya pada hacker lain supaya
mereka menyelesaikan masalah /baru/ dan tidak selamanya berkutat pada
masalah-masalah lama.
Menurut
nilai-nilai hacker, jual saja sebagian asal cukup untuk tetap makan,
tetap dapat membayar sewa rumah, dan tetap dapat memakai komputer.
Tidak melanggar nilai hacker jika Anda memanfaatkan ilmu Anda untuk
membiayai keluarga atau bahkan memperkaya
diri, asalkan sambil melakukannya tetap setia pada disiplin ilmu dan sesama hacker lain.
Kebosanan dan pekerjaan membosankan itu jahat.
Hacker
(dan manusia kreatif pada umumnya) tidak seharusnya dibosankan dengan
pekerjaan bodoh yang berulang-ulang, karena ini berarti mereka tidak
melakukan pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh mereka –
menyelesaikan persoalan-persoalan baru. Pemborosan sumber daya ini
merugikan semua pihak. Karena itu kebosanan dan pekerjaan membosankan
bukan saja tidak menyenangkan tapi juga jahat.
Agar
dapat bertingkah laku seperti hacker, Anda harus meyakini hal ini
sehingga Anda berkeinginan untuk mengotomasi sebanyak mungkin bagian
yang membosankan, bukan saja bagi diri sendiri tapi juga orang lain
(terutama sesama hacker).
Hacker
kadang melakukan pekerjaan yang di mata orang lain tampaknya
berulang-ulang atau membosankan; ini untuk latihan menjernihkan
pikiran, atau dalam rangka memperoleh keahlian atau pengalaman yang tak
bisa tidak harus diperoleh dengan cara demikian. Tentu saja hal ini
dilakukan atas dasar kehendaknya sendiri — setiap orang yang mampu
berpikir tidak seharusnya dipaksa menjadi bosan.
Kebebasan itu baik.
Secara
alamiah hacker itu anti-otoriter. Siapa pun yang dapat memerintah Anda
akan dapat menghentikan Anda untuk menyelesaikan persoalan yang menarik
— dan, sesuai pikiran otak para otoriter, pada umumnya akan membuat
alasan yang benar-benar bodoh untuk itu. Jadi sikap otoriter harus
dilawan di mana pun Anda berada, agar nantinya tidak menekan Anda
dan hacker-hacker lain.
Para
otoriter hidup di atas sensor dan kerahasiaan. Mereka tidak percaya
pada kerjasama dan berbagi informasi — satu-satunya jenis ‘kerja sama’
yang disukai adalah yang dapat mereka kendalikan. Jadi untuk berlaku
seperti seorang hacker, Anda perlu mengembangkan rasa benci pada
penyensoran, kerahasiaan, dan penggunaan kekerasan atau penipuan untuk
memaksakan kehendak pada orang dewasa. Dan Anda harus bersedia
bertindak atas dasar keyakinan ini.
Sikap saja tak ada artinya tanpa keahlian.
Untuk
menjadi hacker, Anda perlu mengembangkan sebagian dari sikap-sikap yang
telah disebutkan. Tapi memiliki sikap saja belum membuat seseorang
menjadi hacker, atau atlet juara atau bintang rock. Untuk menjadi
hacker dibutuhkan kecerdasan, latihan, dedikasi, dan kerja keras.
Jadi,
Anda perlu belajar untuk tidak mempercayai sikap saja dan menghormati
setiap bentuk kemampuan. Hacker tidak bersedia menghabiskan waktu
dengan orang-orang yang hanya bersikap seperti hacker, tapi hacker
memuja keahlian — terutama keahlian dalam hacking, tapi juga keahlian
di bidang apapun. Yang terlebih bagus lagi yaitu keahlian dalam bidang
yang sulit dan hanya dapat dikuasai oleh sedikit orang, dan yang
terbaik adalah keahlian dalam bidang yang sulit dan melibatkan
ketajaman mental, keahlian, serta konsentrasi.
Bila
Anda memuja keahlian, Anda akan merasa senang dalam meningkatkan
kemampuan diri — kerja keras dan dedikasi akan menjadi semacam
permainan yang mengasyikkan ketimbang pekerjaan membosankan. Dan hal
ini penting dalam proses menjadi hacker.
Kemampuan Hacking Dasar
Sikap
hacker penting, tapi terlebih penting lagi keahlian. Sikap bukan
pengganti keahlian, dan ada seperangkat keahlian menggunakan perangkat
tool yang perlu Anda kuasai sebelum orang bahkan bisa berpikir
memanggil Anda hacker.
Perangkat
tool ini perlahan-lahan memang berubah seiring teknologi yang
menciptakan keahlian baru dan membuat keahlian lama tidak berguna.
Misalnya, dulu keahlian pemrograman bahasa mesin termasuk, dan
kemampuan HTML belum dan hanya baru-baru ini saja. Yang jelas saat ini
yang termasuk adalah:
1. Pelajari pemrograman.
Ini
tentunya merupakan keahlian hacking yang fundamental. Jika Anda belum
pernah belajar bahasa pemrograman mana pun, saya sarankan mulai dengan
Python<http://www.python.org/> .Disainnya bersih, terdokumentasi
dengan baik, dan cukup mudah bagi pemula. Meski menjadi bahasa pertama,
bukan berarti Python hanya mainan; Python amat ampuh dan fleksibel dan
cocok untuk proyek-proyek besar. Saya menulis evaluasi terhadap Python
<http://noframes.linuxjournal.com/lj-issues/issue73/3882.html>
yang lebih mendetil. Tutorial Python bisa dilihat di situs web Python
<http://www.python.org/> (terjemahan Indonesia
<http://steven.haryan.to/pytut.id.html>).
Java
juga bahasa yang baik untuk belajar pemrograman. Lebih sulit dari
Python, tapi menghasilkan kode yang lebih cepat dari Python. Menurut
saya Java amat bagus sebagai bahasa kedua.
Perlu
diingat bahwa dengan satu dua bahasa pemrograman saja Anda tidak akan
mencapai tingkat keahlian seorang hacker, atau bahkan seorang programer
— Anda perlu belajar cara memandang pemrograman secara umum, tidak
bergantung pada satu bahasa mana pun. Untuk menjadi hacker sejati, Anda
perlu mencapai tahap di mana Anda dapat mempelajari bahasa baru dalam
beberapa hari, dengan menghubungkan apa yang ada di manual dengan apa
yang telah Anda ketahui. Hal ini berarti, Anda perlu mempelajari
beberapa bahasa yang jauh berbeda satu dengan yang lainnya.
Jika
ingin serius dalam pemrograman, pada akhirnya Anda harus belajar C,
bahasa inti sistem operasi Unix. C++ terkait erat dengan C; jika tahu
yang satu, belajar yang lain tidak akan susah. Namun keduanya bukan
bahasa yang cocok untuk dipelajari pertama kali.
Bahasa
lain yang juga penting untuk hacker antara lain Perl
<http://www.perl.com/> dan LISP
<http://snaefell.tamu.edu/~colin/lp/>. Perl patut dipelajari
untuk kebutuhan praktis; Perl dipakai secara amat meluas untuk halaman
web aktif dan untuk administrasi sistem, jadi
meskipun nantinya Anda tidak akan membuat program dalam Perl, Anda
sebaiknya belajar cara membaca Perl. LISP patut dipelajari karena akan
memberikan pengalaman ‘membuka pikiran’ jika Anda telah menangkapnya;
dengan mempelajari LISP, Anda akan menjadi seorang programer yang lebih
baik, meskipun dalam kenyataan Anda akan jarang memakainya.
Paling
baik sebetulnya mempelajari semuanya (Python, Java, C/C++, Perl, dan
LISP). Selain merupakan bahasa-bahasa terpenting dalam hacking,
masing-masing mewakili cara pendekatan pemrograman yang berbeda, dan
tiap bahasa akan memberi Anda pelajaran-pelajaran berharga.
Tentu
saja, di sini tidak mungkin saya memberi petunjuk lengkap cara
memrogram — pemrograman merupakan keahlian yang kompleks. Tapi, satu
petunjuk yang saya berikan: buku dan kursus saja tidak akan membuat
Anda menjadi seorang programer (banyak, mungkin hampir semua hacker
terbaik itu belajar mandiri). Anda akan menjadi programer dengan (a)
/membaca
kode/ dan (b) /menulis kode/.
Belajar
membuat program adalah seperti belajar menulis dalam bahasa alamiah.
Cara terbaik untuk melakukannya dengan membaca tulisan yang dibuat oleh
para ahlinya, membuat tulisan sendiri sedikit, membaca lebih banyak
lagi, menulis lebih banyak, dan mengulanginya sampai di tulisan Anda
mulai terbentuk semacam kekuatan dan kemahiran penggunaan kata seperti
di tulisan-tulisan yang semula Anda teladani.
Dahulu
sulit mencari kode yang baik untuk dibaca, karena dulu hanya sedikit
program-program besar yang terdapat dalam bentuk source untuk bisa
dibaca dan diutak-atik hacker-hacker pemula. Sekarang kondisinya jauh
berbeda: software open-source, tool pemrograman, dan sistem operasi
(semua dibuat oleh hacker) kini banyak terdapat. Dan ini mengantar kita
pada poin berikutnya?
2. Cari, pelajari, dan jalankan salah satu versi Unix open-source.
Saya
anggap Anda memiliki, atau memperoleh akses ke komputer pribadi
(anak-anak sekarang mudah sekali mendapatkan akses ). Kalau ada satu
langkah terpenting bagi pemula untuk mendapatkan kemampuan hacker, itu
adalah mendapatkan satu salinan sistem operasi Linux atau salah satu
Unix BSD, meng-install-nya di komputer sendiri, dan menjalankannya.
(Tidak
saya sarankan meng-install Linux sendirian jika Anda pemula. Cari klub
komputer atau kelompok pengguna Linux di daerah Anda dan mintalah
bantuan; atau hubungi Linux Internet Support Co-Operative
<http://www.linpeople.org/>. LISC mengurus channel-channel IRC
<http://openprojects.nu/services/irc.html> tempat Anda dapat
bertanya). Tentu, di dunia ini ada banyak sistem operasi selain Unix.
Tapi sistem-sistem operasi tersebut didistribusikan dalam program jadi
(binary) — kodenya tidak bisa Anda baca, sehingga sistem operasi
tersebut tidak bisa Anda modifikasi. Belajar hacking di DOS atau
Windows atau MacOS adalah bagaikan belajar menari dengan seluruh tubuh
digips.
Lagipula
Unix-lah sistem operasi Internet. Meski tentu bisa belajar menggunakan
internet tanpa mengenal Unix, Anda tak akan mampu menjadi hacker
Internet tanpa memahami Unix. Untuk alasan inilah, budaya hacker saat
ini cukup cenderung berat ke Unix.
Jadi,
buatlah sistem Unix — saya pribadi menyukai Linux tapi tentu saja ada
yang lainnya (dan ya, Anda /bisa/ menjalankan Linux dan DOS/Windows di
mesin yang sama). Pelajari Unix. Jalankan Unix. Bermain-mainlah dengan
Unix. Berhubungan dengan internet melalui Unix. Baca kodenya.
Modifikasi. Di Unix Anda akan menjumpai tool pemrograman yang lebih
baik (termasuk C, Lisp, Python, dan Perl) ketimbang di sistem operasi
Microsoft manapun, Anda akan bersenang-senang, dan Anda akan mendapat
pengetahuan lebih dari yang Anda sadari sampai kemudian ketika
mengenang kembali Anda telah seorang hacker ahli.
- Lebih jauh tentang mempelajari Unix, lihat The Loginataka
<http://www.tuxedo.org/~esr/faqs/loginataka.html>.
- Untuk memperoleh Linux, lihat Where can I get Linux
<http://linuxresources.com/apps/ftp.html>.
- Bantuan dan resource BSD Unix bisa Anda lihat di www.bsd.org
<http://www.bsd.org>.
- Saya menulis pengantar dasar Unix dan Internet
<http://www.linuxdoc.org/HOWTO/Unix-and-Internet-Fundamentals-HOWTO/index.html>.
3. Pelajari cara menggunakan World Wide Web dan cara menulis HTML.
Kebanyakan
hasil budaya hacker bekerja di belakang layar tanpa diketahui orang
banyak, membantu mengoperasikan pabrik, kantor, dan universitas, tanpa
ada pengaruh yang jelas pada cara hidup para non-hacker. Web adalah
satu kekecualian, bahkan para politisi pun mengakui bahwa barang mainan
hacker yang besar dan berkilauan ini telah mengubah dunia. Untuk
satu alasan ini saja (dan juga banyak alasan bagus lainnya) Anda perlu mempelajari cara pengoperasian Web.
Maksudnya
lebih dari sekedar cara menggunakan browser (sebab kalau itu siapa pun
bisa), tapi mempelajari cara menulis HTML, bahasa markup Web. Bila Anda
belum menguasai pemrograman, lewat menulis HTML Anda akan diajari
beberapa kebiasaan mental yang akan membantu Anda belajar pemrograman.
Jadi, buatlah home page.
Status dalam Budaya Hacker
Seperti
halnya dalam kebanyakan budaya lain tanpa ekonomi uang, dunia hacker
berjalan di atas reputasi. Anda berusaha menyelesaikan
persoalan-persoalan menarik, tapi seberapa menarik persoalan tersebut,
dan apakah solusi Anda benar-benar baik, merupakan sesuatu yang umumnya
hanya dapat dinilai oleh rekan sejawat atau atasan Anda.
Demikian
juga, dalam permainan hacker, Anda menjaga nilai terutama lewat
pandangan hacker lain terhadap kemampuan Anda (inilah sebabnya Anda
belum benar-benar seorang hacker sampai hacker-hacker lain dengan
konsisten menyebut Anda seorang hacker). Kenyataan ini dikaburkan oleh
citra hacking sebagai pekerjaan menyendiri; juga oleh tabu budaya hacker
(yang kini perlahan-lahan menghilang namun masih tetap kuat) yang tidak
mengakui bahwa ego atau pengesahan dari luar berpengaruh pada motivasi
seseorang.
Tegasnya,
dunia hacker merupakan apa yang disebut oleh para antropolog sebagai
/budaya memberi/. Kedudukan dan reputasi tidak diperoleh dengan
menguasai orang lain, atau dengan menjadi seseorang yang cantik, atau
dengan memiliki sesuatu yang tidak dimiliki orang lain, tapi dengan
memberikan sesuatu. Tepatnya, dengan memberikan waktu Anda,
kreativitas, dan hasil dari kemampuan Anda.
Pada dasarnya ada lima hal yang bisa dilakukan agar dihormati oleh hacker:
1. Menulis software open-source.
Yang
pertama (yang paling inti dan paling tradisional) adalah menulis
program yang dipandang berguna atau mengasyikkan oleh hacker lain,
kemudian memberikan source programnya untuk digunakan oleh seluruh
budaya hacker.
Para
dewa yang dipuja di dunia hacker yaitu mereka yang telah menulis
program besar yang berkemampuan tinggi dan dibutuhkan di mana-mana,
lalu memberikan program ini cuma-cuma, dan sekarang program itu telah
dipakai setiap orang.
2. Membantu menguji dan men-debug software open-source
Yang
selanjutnya berjasa adalah mereka yang bertahan menggunakan dan
men-debug software open-source. Di dunia yang tak sempurna ini, tanpa
terhindarkan kita harus menghabiskan sebagian besar waktu pengembangan
software dalam tahap debugging. Karena itu setiap penulis software
open-source yang waras akan berpendapat bahwa penguji beta yang baik
(yang tahu bagaimana menjelaskan gejala masalah dengan jelas, bagaimana
melokalisir masalah, mampu mentolerir bug di rilis cepat, dan bersedia
menjalankan beberapa rutin diagnostik sederhana) itu amat sangat
berharga. Bahkan satu saja penguji beta sudah mampu membantu menjadikan
tahap debugging dari mimpi buruk panjang yang melelahkan menjadi hanya
gangguan yang justru menyehatkan.
Bila
Anda seorang pemula, cobalah mencari program yang sedang dalam tahap
pengembangan, yang menarik bagi Anda, dan jadilah seorang penguji beta
yang baik. Dari sini Anda secara alamiah akan meningkat dari membantu
menguji program ke membantu memodifikasi program. Anda akan belajar
banyak, dan pada gilirannya nanti Anda pun akan memperoleh bantuan dari
orang lain saat membutuhkan.
3. Menerbitkan informasi yang bermanfaat.
Yang
bagus juga untuk dilakukan yaitu mengumpulkan dan menyaring
informasi-informasi menarik dan berguna ke dalam halaman Web atau
dokumen seperti FAQ (Frequently Asked Questions — daftar jawaban
pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan orang), dan membuat
dokumen-dokumen ini mudah didapat orang.
Pemelihara FAQ teknis yang besar-besar juga mendapatkan hormat hampir seperti para penulis software open-source.
4. Membantu terus berjalannya infrastruktur.
Budaya
hacker (dan juga dalam hal ini pengembangan rekayasa Internet)
dijalankan oleh relawan. Banyak sekali pekerjaan yang dibutuhkan namun
bukan pekerjaan yang agung, yang harus dilakukan agar semuanya tetap
berjalan ? melakukan administrasi mailing list, moderasi newsgroup,
memelihara situs archive software yang besar, mengembangkan
dokumen-dokumen RFC serta standar teknis lainnya.
Mereka
yang melakukan hal-hal seperti dengan baik juga dihormati, karena orang
tahu bahwa pekerjaan seperti ini menghabiskan banyak waktu dan kalah
mengasyikkan dibanding bermain dengan kode. Melakukan pekerjaan seperti
ini menunjukkan bahwa seseorang memiliki dedikasi.
5. Mengabdi kepada budaya hacker itu sendiri.
Terakhir,
Anda dapat mengabdi dan menyebarluaskan budaya hacker (lewat, misalnya,
menulis panduan tepat bagi pemula tentang cara menjadi seorang hacker
). Anda tidak bisa melakukan hal ini kecuali telah berkecimpung cukup
lama dan menjadi figur yang cukup terkenal di salah satu dari empat hal
sebelumnya.
Budaya
hacker tidak persis memiliki pemimpin, tapi memiliki pahlawan, tetua
suku, sejarawan, dan para jubir. Jika Anda telah cukup lama berada di
‘medan tempur’, Anda dapat saja memperoleh salah satu dari
jabatan-jabatan ini. Peringatan: hacker tidak mempercayai ego tetua
suku yang terlampau mencolok, jadi berbahaya jika Anda terlalu terlihat
untuk berusaha menjadi terkenal. Cara yang benar seharusnya yaitu
dengan memposisikan diri sedemikian rupa sehingga jabatan tersebut
jelas telah Anda capai, lalu kemudian bersikap rendah hati dan ramah
sehubungan dengan kedudukan Anda tersebut.
Hubungan Hacker/Orang Nyentrik-Nyentrik
Bertentangan
dengan mitos populer, tidak perlu menjadi orang nyentrik untuk menjadi
hacker. Meski itu sebetulnya membantu, dan pada kenyataannya banyak
hacker yang merupakan orang nyentrik. Menjadi orang yang tersisih
secara sosial membantu Anda tetap memusatkan perhatian
pada hal-hal yang benar-benar penting, seperti berpikir dan hacking.
Karena
alasan ini, banyak hacker mengadopsi label ‘nerd’ dan bahkan
menggunakan istilah yang lebih kasar ‘geek’ sebagai lencana kebanggaan
– cara memproklamasikan kebebasan dari tuntutan sosial. Lihatlah The
Geek Page <http://samsara.circus.com/~omni/geek.html> untuk
pembahasan menyeluruh.
Bila
Anda tetap dapat memusatkan perhatian pada hacking sampai menjadi cukup
ahli dan tetap memiliki kegiatan sosial, itu sah-sah saja. Hal ini
memang lebih mudah dilakukan sekarang ketimbang waktu saya seorang
pemula di tahun 1970-an; budaya mainstream saat ini jauh lebih ramah
pada para techno-nerd. Malah kini semakin banyak orang yang menyadari
bahwa hacker kadang merupakan kekasih yang berkualitas dan calon
pasangan hidup potensial. Lebih lanjut tentang hal ini, lihat Girl’s
Guide to Geek Guys <http://www.bunnyhop.com/BH5/geekguys.html>.
Bila
ketertarikan Anda pada hacking adalah karena Anda tidak mempunyai
kegiatan lain, itu juga tidak apa-apa — setidaknya tidak perlu
susah-susah memusatkan perhatian. Mudah-mudahan satu hari nanti Anda
akan memperoleh kehidupan sosial.
Panduan Gaya
Saya
ulangi, untuk menjadi hacker, Anda perlu memasuki cara pikir hacker.
Hal-hal tertentu yang Anda lakukan saat jauh dari komputer kadang
membantu mencapainya. Tentu saja kegiatan-kegiatan ini bukan sebagai
pengganti hacking (tak ada yang dapat menggantikan hacking) tapi banyak
hacker melakukannya, dan merasa bahwa kegiatan tersebut secara dasar
berhubungan dengan intisari hacking.
*
Membaca karya fiksi ilmiah. Datang ke pertemuan fiksi ilmiah (salah
satu jalan yang bagus untuk bertemu hacker dan proto-hacker).
* Mempelajari Zen, dan/atau berlatih bela diri. (Disiplin mental yang diajarkan serupa dengan hacking dalam hal-hal penting.)
*
Mengasah pendengaran musik. Belajar menghargai jenis-jenis musik yang
tidak lazim. Belajar menjadi ahli dalam bermain alat musik tertentu,
atau berlatih bernyanyi.
* Mengembangkan apresiasi akan permainan kata.
*
Belajar menulis dalam bahasa asli (Sejumlah banyak hacker, termasuk
semua hacker terbaik yang saya kenal, adalah penulis yang cakap).
Semakin
banyak dari hal-hal di atas yang sudah Anda kerjakan, semakin besar
kemungkinan Anda adalah calon hacker berbakat. Kenapa hal-hal di atas
yang berhubungan dengan hacking tidak sepenuhnya jelas, tapi semuanya
berkaitan dengan gabungan kemampuan otak kiri dan kanan yang penting
(hacker harus dapat berpikir logis dan juga sewaktu-waktu harus dapat
melangkah keluar dari logika umum suatu permasalahan).
Terakhir, sebagian dari hal-hal yang /tidak/ sebaiknya dilakukan:
* Jangan menggunakan ID atau nama samaran yang konyol atau berlebihan.
* Jangan terlibat perang flame di Usenet (atau di mana pun).
* Jangan menggelari diri ‘cyberpunk’, jangan berurusan dengan para ‘cyberpunk’.
* Jangan mengirim posting atau email yang penuh salah ketik dan bertata bahasa buruk.
Satu-satunya
reputasi yang akan Anda dapatkan jika melakukan hal-hal di atas adalah
sebagai orang dungu. Ingatan hacker biasanya bagus – mungkin dibutuhkan
bertahun-tahun lamanya sebelum Anda dapat diterima kembali.